"I say never be complete. I say stop being perfect. I say let's evolve. Let the chips fall where they may." —Fight Club

Sabtu, 23 April 2011

Proyek Pemutaran Film Anti Globalisasi


Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait dan mempengaruhi satu sama lain melampaui batas-batas negara. Proses ini kemudian ditandai dengan munculnya globalisasi pasar, investasi dan proses produksi dari perusahaan-perusahaan transnasional dengan dukungan lembaga-lembaga finansial internasional yang diatur melalui organisasi perdagangan global bernama WTO.

Bagi para pendukungnya, globalisasi dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Tetapi pada kenyataannya globalisasi justru melahirkan persoalan-persoalan mengenai keadilan sosial, lingkungan hidup dan HAM, terutama di negara-negara Dunia Ketiga yang secara ekonomi maupun sosial masih jauh terbelakang dibandingkan dengan negara-negara maju yang jauh lebih modern dan mapan. Namun pada kenyataannya Globalisasi memunculkan permasalahan-permasalahan mengenai keadilan sosial dan Hak asasi manusia.

Bagi kami, globalisasi adalah penyeragaman atas nama akumulasi modal. Banyak hal yang dulu bisa dinikmati secara gratis dan menjadi hak setiap manusia, kini dianggap sebagai sebuah komoditas yang harus dibeli. Air, pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan dan berbagai kebutuhan dasar manusia lainnya kini menjadi barang dagangan yang hanya ditujukan untuk meningkatkan nilai kapital. Kini manusia tak ubahnya mesin-mesin yang perputaran hidupnya hanya untuk bekerja dan mengkonsumsi. Manusia kini hidup di dunia yang didominasi oleh sebuah sistem perdagangan totaliter. Dunia semakin menunjukkan ketidakberesan yang berujung pada keresahan dan kebosanan.

Selain itu, kita sudah menjadi terbiasa melihat, mendengar dan membaca permasalahan lingkungan, ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh persekongkolan negara dan korporasi dalam mengeruk profit. Alam kita telah menjadi rusak dan tidak seimbang. Sebut saja kasus yang terjadi di Sumatra Utara seperti Indorayon (1996), Teluk Buyat (1998), Petani Persil IV dengan PTPN II di Deli Serdang (2006). Kita bisa melihat juga apa yang terjadi di wilayah Jawa seperti Jakarta dengan pengusurannya yang tiada henti atas nama pembangunan, Garut dengan Serikat petani Pasundan (1999), Kulon Progo (2010), Pati (2008) dan Rembang dengan Semen Gersik (2010), Porong dengan Lumpur Lapindo (2006). Hingga wilayah Timur yaitu Wera (Bima–Nusa Tenggara Barat) dalam menentang masuknya tambang pasir besi dan Papua dengan Freeport, BP Migas, dan kini mega proyek MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estated) yang melibatkan puluhan investor asing, lokal, investasi triliunan dan lahan yang sangat luas.

Permasalahan di atas dihasilkan melalui persekongkolan antara Perusahan (Korporasi) dan Pemerintah (Negara) dengan mengatasnamakan keuntungan (profit). Sadar atau tidak permasalahan ini akan menimpa kita yang berada disini nantinya. Sadar atau tidak kita menjadi bagian yang terkait dekat dalam sistem ini. Kenyataan-kenyataan di ataslah yang menjadi alasan kami untuk menggalang solidaritas dan menggiatkan kampanye untuk melawan dominasi modal yang terus mengalienasi kehidupan manusia dari kemanusiaannya ke tataran yang lebih luas lagi. Mereka disana berjuang untuk keberlangsungan hidup keluarganya, sedangkan kita disini juga menikmati apa yang dihasilkan oleh mereka, maka sudah selayaknya pula kita mendukung dan melakukan sesuatu untuk perjuangan yang mereka lakukan.

Kegiatan pemutaran film anti globalisasi ini adalah salah satu bentuk solidaritas kami terhadap perlawanan-perlawanan lokal yang terus bermunculan melawan dominasi sistem globalisasi. Kami hanya ingin berbagi keresahan, bahwa ada yang tak beres dengan dunia ini. Mengenai apa yang kemudian kalian pilih untuk melakukan resistensi, itu tergantung persepsi kalian sendiri mengenai kehidupan yang kalian jalani.

Solidaritas dan Perlawanan, sekarang atau tidak sama sekali!!!

0 komentar:

Posting Komentar