"I say never be complete. I say stop being perfect. I say let's evolve. Let the chips fall where they may." —Fight Club

Selasa, 10 Juni 2008

Sedikit Sejarah Tentang Penduduk Pulau Lesbos, Lesbian

Sabtu malam lalu kelompok ekstremis kanan mengganggu parade kaum homosexual di ibukota Yunani, Athena. Mereka melemparkan telur dan batu kepada ribuan kaum homosexual dan lesbian yang berunjuk rasa untuk legalisasi pernikahan sejenis. Sejauh ini, di Yunani, homosexualitas tetap merupakan masalah peka. Ini terlihat pada perkara menarik yang Selasa besok ditangani pengadilan Athena.

Tiga warga pulau Lesbos menuntut agar istilah seperti 'lesbis' dan 'lesbian' selanjutnya hanya boleh digunakan oleh penduduk pulau sendiri. Tiga tokoh tersebut menggugat Perhimpunan Homosexual dan Lesbian Yunani.

Perkara ini menjadi bahan tertawaan. Tapi tiga penduduk Lesbos menganggap perkara mereka sangat serius. Menurut mereka, istilah lesbian dan semua kata sejenis, hanya boleh dipakai oleh penduduk pulau Lesbos.

Dicuri
"Perempuan homosexual mencuri kata itu dari kami," kata Dimitris Lambrou, salah satu penggugat dan penerbit sebuah majalah religius-arkeologis. "Wanita Lesbos merasa sangat terganggu olehnya. Kakak saya tidak bisa berkata dirinya 'Lesbia' warga pulau Lesbos, karena langsung ditertawakan orang. Dia harus menjelaskan dia bukan lesbian, tapi berasal dari pulau Lesbos."

Menurut Lambrou, baru beberapa puluh tahun saja, kata lesbis diberi makna sexual, sementara penduduk Lesbos sudah ribuan tahun menamakan diri demikian. "Jati diri kami dicuri oleh wanita-wanita tertentu yang tidak punya hubungan apa pun dengan Lesbos."

Omong kosong, kata Evangelia Vlami, juru bicara Perhimpunan Homosexual dan Lesbis: "Istilah itu sudah dipakai ribuan tahun untuk menamai perempuan yang tertarik pada sesama mereka."

Intoleransi dan diskriminasi
Latar belakang perkara ini lebih serius, kata Grigoris Vallianatos, pengacara dan anggota perhimpunan homosexual dan lesbian. "Ini adalah masalah intoleransi dan diskriminasi kaum homosexual Yunani, masyarakat konservatif yang masih menganggap tabu homosexualitas."

Menurut Vallianatos, gugatan penduduk Lesbos berdampak lebih jauh. "Ini bukan hanya soal perempuan lesbis Yunani, tapi ratusan juta perempuan di seluruh dunia. Haruskah kami menganggap serius, bahwa sebuah pengadilan Yunani memutuskan bagaimana semua perempuan itu harus menamakan diri?"

Penyair Sappho
Lesbos adalah tempat kelahiran penyair ternama Sappho. Ia banyak menulis syair-syair cinta terhadap sesama perempuan pada abad ketujuh sebelum Masehi. Kata-katanya yang penuh luapan emosi dinyanyikan, dengan iringan kecapi.

Di zaman Yunani purba sangatlah jarang seorang perempuan menulis puisi. Lebih jarang lagi seorang perempuan menulis puisi bagi sesama perempuan. Sama sekali tidak pernah ada. Tetapi tidak ada yang merasa dilecehkan oleh Sappho. Ia dipuji-puji oleh para pemikir besar pada waktu itu seperti Plato yang menyebutnya 'dewi kesenian kesepuluh'. Dari situlah muncul kaitan antara Lesbos, Sappho, dan homosexualitas.

Saat ini Sappho dipandang sebagai salah satu penyair terbesar. Sedangkan Pulau Lesbos menjadi semacam tempat ziarah bagi perempuan lesbian.

Ini menjengkelkan Dimitris Lambrou, yang memiliki pandangan kontroversial bahwa Sappho sama sekali bukan lesbian karena ia menikah dan memiliki seorang anak. Walaupun Sappho sendiri berhak menyatakan diri sebagai Lesbia, orang yang lahir di Lesbos.

Penikahan sejenis pertama
Kalangan homosexual Yunani pada saat ini juga sedang mencuri perhatian dengan pernikahan sejenis pertama di negeri itu. Sepasang homosexual pria dan sepasang perempuan menikah di Pulau Tilos. Mentri Kehakiman menyatakan pernikahan tersebut 'tidak sah' tapi sejauh ini tidak mengambil tindakan.

Ini karena, menurut para pakar hukum, adanya lubang-lubang dalam hukum Yunani. Dalam undang-undang sipil, tidak disebutkan tentang jenis kelamin calon yang menikah. Jadi pernikahan sejenis, menurut hukum, tidak dilarang.

Semua partai kiri mendukung walikota Tilos. Tapi pemerintah konservatif Yunani menentang pernikahan sejenis, seperti halnya gereja ortodoks Yunani. Walaupun uskup agung baru dan moderat, tidak bersedia memberi reaksi.

Yang dinanti adalah langkah selanjutnya pihak kehakiman dan negara. Perhimpunan Homosexual dan Lesbian Yunani berharap puluhan pasangan homosexual lainnya akan mengikuti jejak kedua pasangan yang telah menikah itu.

.....

dibajak dari : www.ranesi.nl
diposting oleh : -lelaki idaman mertua-

1 komentar:

si rei kecil mengatakan...

boleh juga infonya...

Posting Komentar